KATA PENGANTAR
Modul PERAWATAN
DAN PERBAIKAN KOPLING SEPEDA MOTOR DAN KOMPONENYA digunakan sebagai panduan kegiatan belajar untuk
membentuk salah satu kompetensi yaitu perawatan dan perbaikan kopling sepeda
motor. Modul ini dapat digunakan untuk Siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
Khususnya Teknik Sepeda motor dan teknik
kendaraan ringan.
Modul ini memberikan latihan
untuk memahami kopling
sepeda motor yang terdiri dari pengenalan
komponen, konstruksi dan cara kerjanya.
Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan
modul ini, sehingga saran dan masukan yang konstruktif sangat penyusun
harapkan. Semoga modul ini banyak memberikan manfaat.
Sampit, juli 2013
Penyusun,
B. Uraian Materi
ada motor dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada
berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada sepeda motor tidak bisa
melakukan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan atau tuntutan kondisi jalan
tersebut.Misalnya, pada saat jalanan mendaki, sepeda motor membutuhkanmomen
puntir (torsi) yang besar namun kecepatan
atau laju sepeda motor yang dibutuhkan rendah. Pada saat ini walaupun putaran
mesin tinggi karena katup trotel atau katup gas dibuka penuh namun putaran
mesin tersebut harus dirubah menjadi kecepatan atau laju sepeda motor yang rendah.
Sedangkan pada saat sepeda motor berjalan pada jalan yang rata,
kecepatan diperlukan tapi tidak
diperlukan torsi yang besar. Berdasarkan penjelasan di atas, sepeda motor
harus dilengkapi dengan suatu sistem
yang mampu menjembatani antara output mesin (daya dan torsi mesin) dengan tuntutan kondisi jalan.
Sistem ini dinamakan dengan sistem pemindahan tenaga. Prinsip kerja mesin
dan pemindahan tenaga pada sepeda motor adalah sebagai berikut:
Ketika
poros engkol (crankshaft) diputar oleh pedal kick starter atau dengan motor
starter, piston bergerak naik turun (TMA dan TMB). Pada saat piston bergerak ke
bawah, terjadi kevakuman di dalam silinder atau crankcase. Kevakuman tersebut
selanjutnya menarik (menghisap) campuran bahan bakar dan udara melalui
karburator (bagi sistem bahan bakar konvensional). Sedangkan bagi sistem bahan
bakar tipe injeksi (tanpa karburator), proses pencampuran terjadi dalam saluran
masuk sebelum katup masuk setelah terjadi penyemprotan bahan bakar oleh
injektor. Ketika piston bergerak ke atas (TMA) campuran bahan bakar dan
udara di dalam silinder
dikompresi. Kemudian campuran dinyalakan oleh busi dan terbakar dengan cepat
(peledakan). Gas hasil pembakaran tersebut melakukan expansi pengembangan) dan mendorong piston ke bawah
(TMB). Tenaga ini diteruskan melalui connecting rod (batang piston), lalu
memutar crankshaft. menekan piston naik untuk mendorong
gas hasil pembakaran.
Selanjutnya piston melakukan langkah yang sama. Gerak piston naik turun yang
berulang-ulang diubah menjadi gerak putar yang halus. Tenaga putar dari
crankshaft ini akan dipindahkan ke roda belakang melalui roda gigi reduksi,
kopling, gear box (transmisi),
sprocket penggerak,
rantai dan roda sprocket. Gigi reduksi berfungsi untuk mengurangi putaran mesin
agar terjadi penambahan tenaga.
Kopling
berfungsi meneruskan dan memutuskan putaran dari poros engkol ke transmisi perseneling) ketika mulai atau pada saat
mesin akan berhenti atau memindahkan gigi. Umumnya kopling yang digunakan pada
sepeda motor adalah adalah kopling tipe basah dengan plat ganda, artinya
kopling dan komponen kopling lainnya terendam dalam minyak pelumas dan terdiri
atas beberapa plat kopling. Tipe kopling yang digunakan pada sepeda motor menurut
cara kerjanya ada dua jenis yaitu kopling mekanis dan kopling otomatis.
Cara melayani kedua jenis kopling ini sewaktu membebaskan (memutuskan) putaran
poros engkol sangat berbeda.
C.
Kopling Mekanis (Manual Clutch)
Kopling
mekanis adalah kopling yang cara kerjanya diatur oleh handel kopling, dimana
pembebasan dilakukan dengan cara menarik handel kopling pada batang kemudi.
Kedudukan kopling ada yang terdapat pada crankshaft (poros engkol/kruk as) (misalnya:
Honda S90Z, Vespa, Bajaj dan lain-lain) dan ada yang 321 berkedudukan pada as primer (input/main
shaft) (misalnya: Honda CB 100 dan CB 125, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki). Sistem
kopling mekanis terdiri atas bagian-bagian berikut yaitu :
1.
mekanisme handel terdiri atas: handel,
tali kopling (kabel kopling),tuas (batang) dan pen pendorong.
2.
mekanisme kopling terdiri atas (gambar 2):
gigi primer kopling (driven gear), rumah (clutch housing), plat gesek (friction
plate) plat kopling (plain plate), per (coil spring), pengikat (baut), kopling
tengah (centre clutch), plat tutup atau plat penekan (pressure plate), klep
penjamin dan batang penekan/pembebas (release rod).
Rumah
kopling (clutch housing) ditempatkan pada poros utama (main shaft) yaitu poros yang
menggerakkan semua roda gigi transmisi. Tetapi rumah kopling ini bebas terhadap
poros utama,artinya bila rumah kopling berputar poros utama tidak ikut berputar.
Pada bagian luar rumah kopling terdapat roda gigi (diven gear) yang berhubungan
dengan roda gigi pada poros
engkol sehingga bila
poros engkol berputar maka rumah kopling
juga ikut berputar. Agar putaran rumah kopling dapat sampai pada poros
utama maka pada poros utama dipasang hub kopling (clutch sleeve hub).
Untuk menyatukan rumah kopling deng hub kopling digunakan dua tipe pelat, yaitu
pelat tekan (clutch driven plate/plain plate) dan pelat gesek (clutch
drive plate/friction plate). Pelat gesek dapat bebas bergerak terhadap hub
kopling, tetapitidak bebas terhadap rumah kopling. Sedangkan pelat tekan dapat
bebas bergerak terhadap rumah kopling, tetapi tidak bebas pada hub kopling.
Cara kerja kopling mekanis adalah sebagai berikut: Bila handel kopling pada
batang kemudi bebas (tidak ditarik) maka pelat tekan dan pelat gesek dijepit
oleh piring penekan (clutch pressure plate) dengan bantuan pegas kopling
sehingga tenaga putar dari poros engkol sampai pada roda belakang. Sedangkan
bila handel kopling pada batang kemudi ditarik maka kawat kopling akan menarik
alat pembebas kopling. Alat pembebas kopling ini akan menekan batang tekan (pushrod)
atau release rod yang ditempatkan di dalam poros utama. Pushrod akan
mendorong piring penekan ke arah berlawanan dengan arah gaya pegas kopling.
Akibatnya pelat gesek dan pelat tekan akan saling merenggang dan putaran rumah
kopling tidak diteruskan pada poros utama, atau hanya memutarkan rumah kopling
dan pelat geseknya saja. Ilustrasi aliran tenaga (putaran) dari mesin ke
transmisi adalah seperti terlihat pada gambar 3. Gambar 4 dan gambar 5 berikut ini.
Gambar 3
mengilustrasikan saat handel kopling ditekan sehingga kopling saat ini tidak
meneruskan putaran dari mesin ke transmisi. Pada gambar 4 mengilustrasikan saat
handel kopling mulai dilepas sehingga
saat ini plat–plat pada kopling mulai berhubungan antara satu dengan yang
lainnya sehingga putaran dari mesin (chranshaft) mulai diteruskan ke transmisi.
Sedangkan pada gambar 5 mengilustrasikan saat handel kopling dilepas penuh sehingga
putaran dari mesin diteruskan dengan sempurna ke transmisi karena antara plat
kopling dan plat gesek pada kopling sudah saling berhubungan.
Pada tipe kopling mekanik terdapat dua cara
untuk membebaskan kopling (putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi), yaitu
secara manual dan hidrolik. Metode pembebasan kopling secara manual adalah
dengan menggunakan kabel kopling yang ditarik oleh handel kopling. Terdapat
tiga tipe untuk pembebasan kopling secara manual, yaitu:
1. Tipe dengan mendorong dari arah luar (outer
push type), Pada tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat penekan (pressure plate) akan ditekan ke dalam
dari arah sebelah luar. Dengan tertekannya plat penekan tersebut, plat kopling
akan merenggang dari plat penekan, sehingga kopling akan bebas dan putaran
mesin tidak diteruskan ke transmisi.
2. Tipe dengan mendorong ke arah dalam (inner
push type)
Pada tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat penekan (pressure
plate) akan ditekan ke luar dari arah sebelah dalam. Dengan tertekannya
plat penekan tersebut, plat kopling akan merenggang dari plat penekan, sehingga
kopling akan bebas dan putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.
3. Pada tipe ini, dimungkinkan kopling dapat dihubungkan dan dilepas
secara langsung. Konstruksinya sederhana namunmempunyai daya tahan yang tinggi
sehingga cocok untuk sepeda motor bermesin putaran tinggi.
Sedangkan metode
pembebasan kopling tipe mekanik dengan menggunakan sistem hidrolik adalah
dengan mengganti fungsi kabel kopling oleh cairan hidrolik. Cara kerjanya hampir
sama
dengan sistem rem yang
menggunakan cairan/fluida hidrolik. Jika handel kopling/tangkai Kopling
ditarik, batang pendorong (pushrod) pada master cylinder mendorong
cairan hidrolik
yang berada pada slang. Kemudian cairan hidrolik tersebut menekan
piston yang terdapat pada silinder pembebas (release cylinder).
Akibatnya piston
bergerak keluar dan mendorong pushrod yang terdapat pada bagian dalam
poros utama transmisi. Pergerakan pushrod pada poros utama transmisi
tersebut akan menyebabkan plat penekan pada kopling tertekan sehingga kopling
akan terbebas dan putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi. Metode
pembebasan kopling tipe mekanik dengan menggunakan sistem hidrolik mempunyai
keuntungan, antara lain; lembut dan ringan dalam membebaskan dan menghubungkan
pergerakan kopling, bebas penyetelan dan perawatan terkecuali pemeriksaan
berkala/rutin pada system hidrolik seperti ketinggian cairan hidrolik, dan
penggantian cairan dan perapat (seal) hidrolik. Dengan pergerakan yang ringan
tersebut, maka tipe ini bisa menggunakan pegas kopling (clutch spring) yang
lebih kuat dibanding kopling tipe
mekanik yang menggunakan
kab el kopling. Pegas kopling yang lebih kuat akan menyebabkan daya
tekan/cengkram plat penekan menjadi lebih kuat juga saat kopling tersebut terhubung,
sehingga proses penyambungan putaran mesin ke transmisi akan lebih baik.
D.
Kopling Otomatis
(Automatic Clutch)
Kopling
otomatis adalah kopling yang cara kerjanya diatur oleh tinggi atau rendahnya
putaran mesin itu sendiri, dimana pembebasan dilakukan secara otomatis, pada
saat putaran rendah. Kedudukan kopling berada pada poros engkol/kruk as dan ada
juga yang berkedudukan pada as primer persnelling/poros utama transmisi (main/input
shaft transmisi)seperti halnya kopling mekanis.Mekanisme atau peralatan
kopling otomatis tidak berbeda dengan peralatan yang terdapat pada kopling
mekanis, hanya tidak ada perlengkapan handel sebagai gantinya terdapat alat
khusus yang bekerja secar otomatis pula seperti: a) otomatis kopling;
terdapat
pada
kopling tengah (untuk kopling yang berkedudukan pada crankshaft), b) Bola baja
keseimbangan gaya berat (roller weight); berguna untuk menekan palat
dasar waktu digas, c) per kopling yang lemah; berguna untuk menetralkan
(menolkan) kopling waktu mesin hidup langsam/idle, dan 4) pegas pengembali (return
spring); berguna untuk mengembalikan cepat dari posisi masuk kenetral bila
mesin hidup dari putaran tinggi menjadi rendah.
Kopling otomatis terdiri
atas dua unit kopling yaitu kopling pertama dan kopling kedua. Kopling
pertama ditempatkan pada poros engkol. Komponennya terdiri atas pasangan
sepatu (kanvas) kopling, pemberat sentrifugal, pegas pengembali dan rumah
kopling. Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
Pada
putaran stasioner/langsam (putaran rendah), putaran poros engkol tidak diteruskan
ke gigi pertama penggerak (primary drive gear) maupun ke gigi pertama yang
digerakkan (primary driven gear). Ini tejadi karena rumah kopling bebas (tidak
berputar) terhadap kanvas, pemberat, dan pegas pengembali yang terpasang pada
poros engkol.
(A) centripugal tipe
kanvas/sepatu, (B) centrifugal tipe plat
Pada
saat putaran mesin rendah (stasioner), gaya sentrifugal dan kanvas kopling,
pemberat menjadi kecil sehingga sepatu kopling terlepas dari rumah kopling dan
tertarik ke arah poros engkol, akibatnya rumah kopling yang berkaitan dengan
gigi pertama penggerak menjadi bebas terhadap poros engkol. Saat putaran mesin
bertambah, gaya sentrifugal semakin besar sehingga mendorong kanvas kopling
mencapai rumah kopling di mana gayanya lebih besar dari gaya tarik pengembali.
Rumah kopling ikut berputar dan meneruskan ke tenaga gigi pertamayang
digerakkan.
Sedangkan
kopling kedua ditempatkan bersama primary driven gear pada poros center (countershaft) dan berhubungan langsung dengan
mekanisme pemindah gigi transmisi/persnelling. Pada saat gigi persnelling
dipindahkan oleh pedal pemindah gigi,
kopling kedua dibebaskan
oleh pergerakan poros pemindah gigi (gear shifting shaft).
E. Tipe-tipe kopling
Selain dibedakan menurut cara kerjanya,
tipe kopling juga bisa dibedakan sebagai berikut:
1. Berdasarkan
Konstruksi Kopling:
a. Kopling tipe piringan
Kopling tipe piringan (disc) terdiri dari berbagai plat gesek (friction plate) sebagai plat
penggerak untuk menggerakkan kopling. Plat gesek dan plat yang digerakkan (plain
plate) pada tipe kopling manual digerakkan oleh per/pegas, baik jenis pegas
keong (coil spring) seperti terlihat pada gambar 7.2 maupun pegas diapragma
(diapraghm spring).
2.
Diaphragm spring (pegas diapragma)
3.
Pressure plate (plat penekan)
4. Plain
plates (plat yang digerakkan)
5.
Friction plates (plat gesek/penggerak)
6. Wire
retaining ring (cincin kawat penahan)
7. Inner
plain plate (plain plate bagian dalam)
8. Inner
friction plate (friction plate bagian dalam)
9.
Anti-judder spring (pegas)
10.
Anti-judder spring seat (dudukan pegas)
Selain kopling piringan yang digerakkan secara manual diatas,
kopling piringan juga bisa digerakkan secara otomatis berdasarkan gerakan
sentripugal. Konstruksi kopling piringan dengan gerakan sentripugal
b. Kopling sepatu sentrifugal
Kopling sepatu sentripugal (the shoe-type centrifugalclucth)
terdiri dari susunan sepatu atau kanvas kopling yang akan bergerak ke arah luar
karena gerakan sentripugal saat kopling berputar. Kopling tipe ini akan meneruskan
putaran dari mesin ke transmisi setelah gerakan sepatunya ke arah luar
berhubungan dengan rumah kopling (drum) sampai rumah kopling tersebut
ikut berputar..
c. Kopling " V “ Belt
Kopling "V“ belt merupakan kopling yang terdiri dari sabuk (belt)
yang berbentuk "V“ dan puli (pulley). Kopling akan bekerja meneruskan
putaran karena adanya gerakan tenaga sentripugal yang menjepit sabuk ”V“
tersebut.
2. Berdasarkan Kondisi Kerja kopling
a. Wet clutch (kopling basah)
Kopling basah merupakan salah satu tipe yang ditinjau berdasarkan
kondisi kerja kopling, yaitu merendam bagian dalam kopling yang terdapat dalam
crank case (bak poros engkol) dengan minyak pelumas/oli. Pelumas berfungsi sebagai
pendingin untuk mencegah kopling terbakar.Fungsi lainnya adalah untuk melumasi
bushing (bos) dan bearing (bantalan) yang terdapat pada rumah kopling dan melumasi
kanvas dan gigi yang terdapat pada plat kopling.Bahan-bahan yang bergesekan
pada kopling basah dirancang khusus agar dapat bekerja dalam rendaman oli dan
bisa membuat kerja kopling sangat lembut. Oleh karena itu, kopling basah banyak
digunakan pada sepeda motor.
b) Dry clutch (kopling kering)
Kopling kering digunakan untuk mengatasi kelemahan kopling
basah. Gesekan yang dihasilkan pada kopling basah tidak sebanyak kopling
kering, sehingga memerlukan jumlah plat kopling yang lebih banyak. Disebut
kopling kering karena penempatan kopling berada di luar ruang oli dan selalu
terbuka dengan udara luar untuk menyalurkan panas yang dihasilkan saat kopling bekerja.
Namun demikian, penggunaan kopling kering umumnya terbatas untuk sepeda motor
balap saja. Alasan utamanya adalah pada sepeda motor balap dibutuhkan respon kopling
yang baik dan cepat walau kerja kopling yang dihasilkan tidak selembut kopling
basah. Selain itu, dengan kopling kering, tentunya akan mengurangi berat sepeda
motor.
3. Berdasarkan tipe plat kopling (plate clutch )
a. Single or double plate type (plat kopling tunggal atau ganda)
Plat kopling tunggal atau ganda digunakan pada sepeda motor yang
poros engkol-nya (crankshaft) sejajar dengan rangka (rumah
transmisi/persnelling) dan kopling tersebut dibautkan pada ujung rangka
tersebut. Kopling mempunyai rumah tersendiri yang berada diantara mesin dan transmisi.
Diameter kopling dibuat besar agar menghasilkan luas permuakaan gesek yang
besar karena hanya terdiri dari satu atau dua buah plat kopling
.
b. Multi-plate type (tipe plat kopling
banyak)
Kopling plat banyak adalah suatu kopling yang terdiri dari plat
gesek (friction plate) dan plat yang digerakkan (plainplate)
lebih dari satu pasang. Biasanya plat gesek berjumlah 7, 8 atau 9 buah.
Sedangkan plain plate selalu kurang satu dari jumlah plat gesek karena
penempatan
plain plate selalu diapit diantara plat gesek. Pada umumnya
sepeda motor yang mempunyai mesin dengan posisi poros engkol melintang
menggunakan kopling tipe plat banyak. Alasannya adalah kopling dapat dibuat
dengan diameter yang kecil. Kopling plat banyak juga sedikit lebih ringan
dibanding kopling plat tunggal, namun masih bisa memberikan kekuatan dan luas permukaan
gesek yang lebih besar. Kopling plat banyak yang digunakan pada sepeda motor
modern pada umumnya kopling plat banyak tipe basah (wet multi-plate type).
Konstruksi kopling plat banyak seperti terlihat pada gambar 2 dan gambar 11
pada pembahasan sebelumnya. Sedangkan contoh uraian komponen kopling plat
banyak seperti terlihat pada gambar 14 di bawah ini :
)
4. Berdasarkan
posisi kopling
a. Hubungan langsung
Maksud dari hubungan langsung adalah pemasangan kopling langsung
pada ujung poros engkol (crankshaft) sehingga putaran kopling akan sama dengan
putaran mesin. Sepeda motor yang posisi kopling-nya menggunakan tipe hubungan
langsung harus dirancang sedemikian rupa agar daya tahan dan kerja kopling bias
tetap presisi dan baik.
b) Tipe reduksi
Maksud dari tipe reduksi adalah pemasangan kopling berada pada
ujung poros utama atau poros masuk transmisi (input shaft). Jumlah gigi kopling
yang dipasang pada ujung poros utama transmisi lebih banyak disbanding jumlah
gigi penggerak pada ujung poros engkol. Dengandemikian putaran kopling akan
lebih lambat disbanding putaran mesin. Hal ini bisa membuat kopling lebih tahan
lama.
Daftar Pustaka
Jama Julius.
2008. Teknik sepeda motor jilid 3. Jakarta.Direktorat pembinaan sekolah menegah
kejuruan.
No comments:
Post a Comment
PERATURAN BERKOMENTAR
1.di larang spam
2.berkomentarlah sesuai dengan topik
3.terimakasih atas komentar yang telah di terbitkan