Majas
Apa pengertian majas? Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa majas adalah suatu bentuk kiasan atau pengibaratan atau figure of speech. Kebanyakan orang
menganggap bahwa majas sama dengan gaya bahasa. Anggapan itu keliru karena
majas bukan gaya bahasa, melainkan pendukung pembentukan suatu gaya bahasa.
Gaya bahasa adalah bentukan dari majas. Majas adalah
peristiwa pemakaian kata yang menyimpang dari arti harfiahnya akibat dari
pengkiasan atau pengandaian.
Ada empat jenis majas. Dengan total seluruh majas
yaitu lima puluh delapan. Jenis majas yaitu, penegasan, perbandingan,
pertentangan, dan sindiran. Tiap-tiap majas memiliki kekhasan masing-masing.
MAJAS PENEGASAN
1. Majas
Klimaks
Majas yang menyatakan beberapa hal
berturut-turut dan makin lama makin meningkat.
Contoh:
a.
Semua orang dari
anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
b.
Ketua RT, ketua RW,
gubernur, bahkan presiden sekali pun tidak berhak mencampuri urusan pribadi.
2.
Majas Antiklimaks
Majas
yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama menurun.
Contoh
:
a. Semua
ukuran baju dari Xl, L, M, hingga S pun tidak muat di tubuhku ini.
b. Jangankan
mengambil barangnya, pegang, bahkan melihat pun aku belum pernah.
3.
Majas Koreksio
Majas
yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Contoh:
a. Yang
memenangkan lomba itu adalah Emma, eh bukan Eka.
b. Aku
pergi ke Bandung sekarang, oh tidak besok.
4.
Majas Asindeton
Majas
yang mengungkapkan frasa, klausa, kalimat, atau wacana tanpa kata sambung
(konjungsi).
Contoh:
a. Saya
datang, saya menang dalam pertandingan itu.
b. Seminar
itu membahas masalah narkoba, seks bebas, kriminalitas yang melibatkan para remaja.
c. Politik
kepentingan sering memanfaatkan sentimen agama, suku, ras, antargolongan.
5.
Majas Interupsi
Majas
yang menggunakan sisipan kata atau frasa ditengah-tengah kalimat untuk
menegaskan maksud.
Contoh:
a. Pak
Karto, lurah desaku, orangnya sangat
baik.
b. Yogyakarta, kota pelajar itu, mulai hari ini
menjadi tuan rumah konferensi AFTA.
6.
Majas Eksklamasio
Majas
yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.
Contoh:
a. Wah,
biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
b. Wow,
sungguh luar biasa! Ternyata kamu mampu membuat lukisan sekelas Affandi.
7.
Majas Enumerasio
Majas
yang membentuk beberapa peristiwa menjadi satu kesatuan, dilukiskan satu persatu
agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tampak dengan jelas.
Contoh:
a. Laut
tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur
perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya.
Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu
lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
b. Korban
meninggal saat itu juga. Motonya hancur lebur. Darah menganak sungai. Mengalir
kemana-mana.
8.
Majas Silepsis dan Zeugma
Majas
dimana penulis menggunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah
kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai
hubungan dengan kata pertama.
Contoh:
a. Ia
menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
b. Ia
sudah kehilangan topi dan semangatnya.
9.
Majas Apofasis/Preterisio
Majas
dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.
Contoh:
a. Rasanya
berat bibir ini untuk mengatakan bahwa kucing kesayangannya telah mati tadi
siang karena tertabrak mobil.
b. Reputasi
Anda di hadapan para karyawan sangat baik. Namun dengan adanya pemecatan
karyawan tanpa alasan saya ingin mengatakan bahwa Anda baru saja menghancurkan
reputasi baik itu.
10.
Majas
Pleonasme
Majas
yang menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan
keterangan yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Contoh:
a. Mendengar
adanya keributan, Pak Bambang turun ke bawah melihat apa yang terjadi.
b. Bergegas
aku maju ke depan beberapa langkah.
11.
Majas
Aliterasi
Majas
dengan pengulangan konsonan pada awal kata secara berurutan
Contoh:
a. Mengalir,
menimbu, mendesak, mengepung, memenuhi sukma, menawan tubuh
b. Budi
baik bagai bekal bagi kehidupan kita.
12.
Majas
Paralelisme
Majas
yang memakai kata, frase atau klausa yang kedudukan sama atau sejajar.
Contoh:
a. Baik
golongan yang tinggi maupun golongan yang rendah harus diadili kalau bersalah.
b. Segala
kupinta tiada kauberi. Segala tanya tiada kau sahuti.
13.
Majas Tautologi
Majas
dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud
menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
a. Kejadian
yang terjadi saat ini tidak pernah saya inginkan dan saya tidak
mengharapkannya.
b. Seharusnya
sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.
14.
Majas
Antanaklasis atau Paronomasia
Majas
yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh:
a. Tanggal
lima belas Agustus kemarin, gigiku tanggal dua.
b. Bisa
ular kobra itu bisa membunuh orang yang digigitnya.
15. Majas Anastrof atau Inversi
Majas yang dalam pengungkapannya
predikat kalimat mendahului subjeknya karena lebih diutamakan.
Contoh:
a.
Pergilah ia
meninggalkan kami, keherenan kami melihat peringainya.
b.
Tak terkabul
permintaannya.
c.
Terpaksa mengemis di
jalan bocah itu.
d.
Jatuhlah ia dengan
suara berdebam keras.
16. Majas Retoris
Mempergunakan
kalimat tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban. Seringkali kalimat
menyatakan kesangsian atau bersifa mengejek. Dalam bahasa pidato biasanya bukan
dimaksudkan untuk bertanya, tetapi menegaskan.
Contoh:
a. Siapa yang tidak ingin kaya?
b. Mana mungkin orang mati hidup kembali?
c. Inikah yang kau namai bekerja?
d.
Dapatkan gajah melompat?
17. Majas Elipsis
Majas yang berwujud menghilangkan suatu unsur
kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
Contoh:
a.
Kami ke rumah nenek. (Predikat “pergi” dihilangkan).
b.
Pergilah! (Penghilang subjek “engkau”).
c. Kalau masih belum jelas akan kuterangkan sekali
lagi. (Penghilang objek).
18. Majas
Alonim
Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
Contoh:
a.
Dok, apa pasien telah selesai di trepanasi? (“Dok” adalah varian untuk
dokter).
b.
Bagaimana jika pendarahannya tidak kunjung berhenti, Prof?
19. Majas Kolokasi
Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain
yang berdampingan dalam kalimat.
Contoh:
a.
Ajaib sekali ucapannya, orang-orang pun patuh padanya.
b. Tatapannya sadis menusuk membuatku ketakutan.
20.
Majas
Pararima
Majas
dengan pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang
berlainan.
Contoh:
a. Bolak-balik
b. Lika-liku
c. Kocar-kacir
d. Warna-warni
21.
Majas
Preterito
Majas
penegasan yang melukiskan sesuatu dengan menyembunyikan atau merahasiakn
sesuatu dan pembaca harus menerka apa yang disembunyikan itu.
Contoh:
a. Tidak
perlu kau sebut namanya, aku sudah tahu siapa penyebab kekacauan itu.
b. Lupakan
semua ucapannya, anggap saja angin lalu.
22.
Majas
Sigmatisme
Majas
dengan pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
Contoh:
a. Ssst,
ini rahasia lho…
b. Ssst,
harap diam.
23.
Majas
Polisindenton
Majas
penegasan yang menyebutkan beberapa benda, hal atau keadaan secara
berturut-turut dengan memakai kata penghubung
Contoh:
a. Setelah
pekerjaannya selesai, maka berkemas-kemaslah dia siap pulang karena hari sudah
mulai gelap, lagipula mendung tanda hari akan hujan.
b.
Ia benar-benar lupa
dengan rumah dan ladangnya, termasuk istri dan anak-anaknya, beserta segala
kewajiban.
24. Majas Repetisi
Majas perulangan bunyi, suku
kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan
dalam sebuah konteks yang sesuai.
Contoh:
a.
Bukan uang, bukan mobil,
bukan rumah mewah yang aku harapkan dari ayah dan ibu. Aku hanya ingin ayah dan
ibu ada di sini. Aku hanya ingin perhatian. Hanya itu, tidak lebih.
b. Perusahannya berkembang dan terus berkembang
MAJAS PERBANDINGAN
1. Majas Litotesis
Majas
Perbandingan yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya
dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri
Contoh:
a. Perjuangan
kami hanyalah setitik air di samudera luas.
b. Mampirlah
ke gubuk saya.
c. Terimalah
barang yang tak berharga ini sebagai tanda mata.
d. Silahkan
mencicipin hidangan ala kadarnya ini.
e. Setetes
darah anda merupakan nyawa bagi kami.
f. Kami
hanya bisa menyediakan teh dingin dan makaanan kampung saja.
g. Ini
hanyalah lukisan biasa yang tidak ada harganya.
2. Majas
Hiperbola
Majas
perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan
sesungguhnya dengan kata yang lebih hebat perngertiannya untuk menyangatkan
arti.
Contoh:
a. Suara
penyanyi itu membuat tuli telingaku.
b. Kata
–kata orang itu menususk hatiku.
c. Teriakannya
menggelegar membeelah angkasa.
d. Ayah
memeras keringat untuk menghidupi keluarganya.
e. Harga
bensin membumbung tinggi.
f. Ibu
membanting tulang demi menghidupi anaknya.
g. Angan-angannya
melambung menembus bataas dunia.
h. Keringatnya
mengucur deras.
i.
Badannya kurus kering
tiada daya karena kurang pangan.
3. Majas
Personifikasi
Majas
yang memberikan tingkah laku manusia, perbuatan, sifat manusia kepada benda
mati atau makhluk hidup selain manusia sehingga benda-benda tersebut
seolah-olah berbuat seperti manusia.
Contoh:
a. Lonceng
gereja memanggil-manggil umatnya untuk segera datang.
b. Ombak
dipantai berkejar-kejaran menuju pasir putih.
c. Burung
diatas pohon bernyanyi-nyanyi riang menyambut pagi nan cerah.
d. Bulan
tersenyum melihat kebahagiaan kedua mempelai .
e. Angin
membelai rambutnya yang tergerai-gerai.
f. Angin
berbisik menyampaikan salamku kepadanya.
g. Bel
sekolah dengan nyaringnya memanggil-manggil para siswa.
4. Majas
Simile
Majas
perbandingan yang membandingkan dua hal dan ditandai dengan kata penghubung
perbandingan (bagai, andai, laksana, bak, dsb).
Contoh :
a. Kecantikan
gadis desa itu laksana putri kayangan yang turun ke bumi.
b. Kekikiran
tetanggaku seperti kepiting batu.
c. Bedanya
seperti langit dan bumi.
d. Serupa
dara dibalik tirai.
e. Pembalap
itu memacu motornya seperti mengendarai
angin.
5. Majas
Metafora
Majas
yang melukiskan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain secara
langsung (tidak memakai kata-kata yang menyatakan pembanding).
Contoh :
a. Darahku
mendidih mendengar umpatan kasar itu.
b. Wajahku
memerah melihat dirinya tersenyum.
c. Senyum
ibu mengembang seketika.
d. Pemuda
adalah tulang punggung negara.
6. Majas
Antropomorfisme
Metafora
yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk
hal yang bukan manusia.
Contoh:
a. Bibir-bibir
pantai membisikkan cerita masa lalu dari desiran ombak.
b. Pelupuk
mawar berkaca-kaca menatapmu pergi.
7. Majas
Sinestesia
Majas
berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa
indra lainnya.
Contoh:
a. Betapa
sedap memandang gadis cantik seperti dia.
b. Suaranya
enak dan empuk di dengar.
8. Majas Alegori
Majas yang menjelaskan maksud tanpa secara
harafiah. Seperti kiasan atau penggambaran.
Contoh:
Perjalanan
hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang
kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan
yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
9. Majas
Totum pro Parte
Majas
dengan mengungkapkan keseluruhan objek dengan maksud hanya sebagian.
Contoh:
a.
Indonesia menang 3-2
atas Malaysia dalam pertandingan sepak bola kemarin.
b.
SMP Bintang 1 meraih
gelar Juara 1 dalam lomba seni tingkat kabupaten.
10. Majas
Eufimisme
Majas
dengan pengungkapan kata-kata yang dipandang kasar diganti dengan kata-kata
lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
Contoh:
a. Tunasusila
sebagai ganti pelacur.
b. Tunanetra
sebagai ganti orang buta.
11. Majas
Disfemisme
Majas
yang mengungkapkan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana
adanya.
Contoh:
a. Orang
bisu itu tidak bisa melawan.
b. Bagaimana
keadaan wanita tua di sebelah yang kemarin jatuh dari tangga?
c. Apa
kita harus mencari babu baru?
12. Majas
Fabel
Majas
yang menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan
bertutur kata.
Contoh:
a. Dia
berperilaku seperti kucing yang suka mendengkur.
b. Gigi-giginya
ia tunjukkan seperti serigala yang siap menerkam.
c. Cerita
Kura-kura dan Kelinci, Kancil dan Buaya, dsb.
13. Majas
Parabel
Ungkapan
pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam bentuk cerita.
Hampir sama seperti fabel, namun majas ini menggunakan manusia sebagai bentuk
penggambarannya.
Contoh:
Biasanya
terdapat banyak parabel dalam Injil.
14. Majas
Perifrasa
Ungkapan
yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
Contoh:
Setelah
enam tahun belajar dengan keras, Siska berhasil menyelesaikan sekolahnya.
(Lulus).
15. Majas
Eponim
Majas
yang menjadikan nama orang sebagai nama tempat atau pranata.
Contoh:
Ali
akan bermain di rumah Ana.
16. Majas
Simbolik
Majas
yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan
maksud.
Contoh:
a. Lelaki
adalah buaya darat.
b. Rumah
kesayangannya habis di makan si jago merah.
17. Majas
Asosiasi
Majas perbandingan terhadap dua hal yang
berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh:
a. Masalahnya
rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
b. Persaudaraan
mereka bagai keakraban kucing dan anjing.
18. Majas
Alusio
Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh penggunaan :
Sudah dua hari ia
tidak terlihat batang hidungnya.
Penjelasan :
Kata 'Batang hidung' dalam kalimat diatas sudah lazim didengar
orang dan diketahui artinya, yang mana 'Batang hidung' berarti " Sosok
seseorang ". Kalimat diatas berarti: Sudah dua hari ia tidak terlihat
sosoknya ( bersembunyi ).
19. Majas
Antonomasia
Majas
yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai
pengganti nama diri.
Contoh:
a. Yang
Mulia sedang menghadiri rapat kerajaan.
b. Pria
berkumis itu sudah pergi sejak pagi.
20. Majas
Aptromin
Pemberian
nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan seseorang.
Contoh:
a.
Karena dia orang yang
ramah maka dia dipanggil “Mr. Kind” oleh rekan kerjanya.
b.
Karena
sehari-hari ia bekerja sebagai kusir gerobak, ia dipanggil Karto Grobak.
21. Majas Metonimia
Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang
menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
a.
Rokok
diganti Djarum atau Gudang Garam.
b.
Mobil
diganti dengan Kijang.
Terapan dalam kalimat
:
a.
Ayah
membeli sebatang Djarum Coklat.
b.
Kakak
pergi naik Kijang hijau.
Penjelasan :
a.
Kata
Djarum Coklat pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (sebuah
jarum berwarna coklat), melainkan sebuah merek dari sebuah rokok/kretek.
b.
Kata
Kijang hijau pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (seekor
kijang yang bewarna hijau), melainkan sebuah merek mobil Toyota
22. Majas Hipokorisme
Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan
hubungan karib.
Contoh:
a. Lama Otok hanya memandangi ikatan bunga biji mata itu, yang
membuat otok kian terkesima.
b.
Kucing mina sangat manis menawan,
karena itu Mina sangat menyukainya.
23. Majas Depersonifikasi
Depersonifikasi ialah majas yang melekatkan sifat-sifat suatu
benda tak bernyawa pada manusia atau insan. Biasanya memanfaatkan kata-kata:
kalau, sekiranya, jikalau, misalkan, bila, seandainya, seumpama.
Contoh:
a.
Kalau
engkau jadi bunga, aku jadi tangkainya.
b.
Dikau
langit, aku bumi.
24. Majas Pars pro toto
Majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama
keseluruhannya.
Contoh:
a. Orang itu bekerja keras siang malam karena lima mulut yang ditanggungnya. (yang dimaksud adalah anggota
keluarganya)
b.
Tiap kepala membayar
berapa? (yang dimaksud adalah tiap orang)
MAJAS PERTENTANGAN
1. Majas Oksimoron
Majas
yang mengungkapkan pendapat yang bertentangan dengan pendapat atau pendirian
yang sudah diungkapkan sebelumnya.
Contoh:
a. Film-film yang ditayangkan RCTA itu baik, namun terlalu banyak
iklannya.
b. Bahasa memang dapat dipakai sebagai alat pemersatu tetapi dapat
juga sebagai alat pemecah belah.
c. Mendaki gunung memang menarik namun membahayakan.
d. Mencopet merupakan suatu keterampilan yang tercela dan
merugikan.
2. Majas Antitesis
Majas
pertentangan yang menggunakan kata-kata yang berlawanan.
Contoh:
a.
Hidup mati, susah senang, menangis tersenyum, semuanya ada di tangammu.
b. Benar
salah, akan kita lihat
jawabannya nanti.
c. Keluarga miskin itu
tampak sangat bahagia.
3. Majas Anakronisme
Majas yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam
karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat
itu. Atau ketidaksesuaian peristiwa dengan waktu.
Contoh:
a. Dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga
kali (saat itu jam belum ada).
b. Aku bangun sepagi mungkin di kala matahari terbenam.
c. Ia berencana tidur malam di saat matahari bersinar terang di
luar.
4. Majas Paradoks
Majas
yang mengungkapkan pendapat yang bertentangan dengan keadaan sebenarnya, namun
mengandung suatu kebenaran.
Contoh:
a.
Aku merasa
kesepian di tengah keramaian kota ini.
b.
Dia kedinginan di kota
Jakarta yang panas.
5.
Majas Okupasi
Majas yang melukiskan
sesuatu dengan bantahan tetapi kemudian diberi penjelasan atau diakhiri dengan
kesimpulan.
Contoh:
Merokok itu dapat merusak kesehatan, tetapi banyak
orang tidak dapat menghentikan kebiasaan merokok sehingga banyaklah berdiri
pabrik rokok sebab untungnya banyak.
MAJAS SINDIRAN
1.
Majas Ironis
Majas yang
menyindir dengan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
Contoh:
a.
Wah, pintar benar kamu,
mengerjakan soal sepuluh yang betul hanya satu.
b.
Kamu hebat sekali Nak,
rapotmu hampir semuanya merah.
c.
Pelajaran telah dimulai
pukul 07.00 tadi, sekarang baru pukul 11. 00 mengapa sudah datang?
d.
Kamu rajin sekali,
sampai satu minggu selalu telah.
2.
Majas Sinisme
Ungkapan yang
bersifat mencemooh pikiran atau ide secara langsung (lebih kasar dari ironis)
Contoh:
a.
Perkataanmu tadi sangat
tidak sopan, tidak pantas kau ucapkan sebagai orang terpelajar.
b.
Kamu kan sudah pintar,
mengapa harus bertanya padaku?
3.
Majas Sarkasme
Sindiran langsung yang
kasar bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.
Contoh:
a.
Dasar Kerbau dungu,
kerja begini saja tidak becus!
b. Kamu
benar-benar seorang bajingan rendahan tak berotak!
4. Majas
Satire
Majas
yang mengungkapkan sesuatu dengan menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi,
untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
Contoh:
a. Kamu ini budek atau tuli? Bertelinga kok
tidak mendengar.
b. Ampun deh, pekerjaan semudah ini saja
tidak bisa dikerjakan
5. Majas
Innuendo
Majas
sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
Contoh:
a. Masa’ dicubit sedikit saja sudah marah.
b. Dia bisa menjadi PNS karena menyogok.
SOAL MAJAS
1.
Epos laut
Busa
dan buih putih
Menununtun
gulungan ombak
Mengendap
pasir putih Pantai
Busa
dan buih putih
Menuntun
lelaki pelaut
Pulang
dari kemenangan di laut
…
Majas
yang mendominasi penggalan puisi tersebut adalah ………..
a. Metafora
b. Hiperbola
c. Repetisi
d. Personifikasi
e. Pleonasme
(ujian nasional SMP 2006/2007)
2.
Kalimat yang menggunakan majas
metafora adalah…
a. Pena menari-nari diatas kertas.
b. Dewi malam bersembunyi dibalik awan.
c. Halilitntar bersahut-sahutan ditengah derasnya hujan.
d. Harimau mengaung memecahkan keheningan malam.
e. Kecantikan gadis itu laksana malaikat tanpa sayap.
(Persiapan
UN B .Indonesia SMP 2007/2008 Grafindo )
3.
Tikungan itu telah menelan
beberapa nyawa
Kalimat
yang menggunakan majas yang sama dengan kalimat tersebut adalah ….
a. Putri selalu diantar dengan kijang berwarna merah.
b. Suaranya menggeledek seperti petir di siang hari.
c. Tony menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepalanya sendiri.
d. Bel telah memanggil anak-anak masuk ke kelas.
e. Dewi malam mulai memancarkan sinarnya yang lembut.
(Grafindo )
4.
Bacalah penggalan puisi berikut
dengan seksama!
Sepi
menyanyi, maldam dalam mendoa tiba
Meriak
muka air kolam jiwa
Dan
dalam dadaku memerdu lagu
Menarik
menari seluruh aku
Sajak
putih, Chairil Anwar
Penggalan puisi diatas menggunakan majas ….
a. Personifikasi
b. Paradoks
c. Eufemisme
d. Hiperbola
e. Pars pro toto
(Primagama “Kiat sukses
unas SMK 2010 Teknik )
5.
Kalimat yang menggunakan majas
Litotes adalah …
a. Gubuk sederhana ini adalah hasil karya kami selama bertahun-tahun.
b. Teman akrab ada kalanya adalah musuh sejati.
c. Hujan memandikan halaman di halaman rumah.
d. Kecantikannya justru yang mencelakakannya.
e. Saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan milik saya sendiri.
(Cara
Mudah UN 2008 Bindonesia SMA )
6.
Cermati penggalan puisi berikut ini!
KOTAK SUARA
Di
sebuah kerajinan dilangsungkan pemilihan
Di
sebuah pemilihan dilakukan penghitungan
Di
sebuah penghitungan berlangsung keajaiban
Di
sebuah keajaiban semua mata ditutupkan
(Kotak
Suara, Taufik Ismail)
Majas
yang terdapat dalam penggalan puisi tersebut adalah . . . .
a.
Ironi
b.
Litotes
c.
Metafora
d.
Repetisi
e.
Sinisme
(SOAL KUIS FB B. INDONESIA
SMK KODE SOAL : 60)
7.
(1) O, bebaskan daku dari
siksaan ini
(2)
Biarkan rembulan menyapaku
(3)
Merambah gunung menyeberangi lautan
(4)
Dan angin yang menemukanku
Larik
yang bermajas sama dalam puisi tersebut adalah?
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (3)
c. (1) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (3) dan (4)
(Ringtone Ringkasan Teori
dan Evaluasi Bahasa Indonesia SMP/MTs)
8.
Bacalah puisi berikut dengan
saksama!
Bencana
Deras
hujan mendera
Gemuruh
sungai meluap
[…]
hanyutkan
harapan
yang
tersimpan di dada
Desa
Pandan Sari tercinta
Larik
bermajas untuk melengkapi puisi tersebut agar memiliki kesatuan makna adalah
a. air mengalir
b. menelan jutaan korban
c. membanjiri perkampungan
d. mengairi sawah lading
e. angin bertiup kencang
(Detik-Detik Ujian Nasional
Bahasa Indonesia 2012/2013)
9.
Menentukan majas dalam puisi.
Oktober
Karya:
Mardi Luhung
Ketika kau tertidur napas halusmu
melayang menebus jalusi
Dan napasku yang tergopoh pun
menyusulnya
Agar dapat menjaganya sampai nanti kau
terbangun ….
Puisi
di atas menggunakan majas ....
A.
metafora
B.
tautologi
C.
simbolik
D.
paradoks
E.
personifikasi
(SOAL PREDIKSI UN BAHASA
INDONESIA SMK TAHUN AJARAN 2011 / 2012 (BEDAH SKL BAHASA INDONESIA SMK ))
10.
Bacalah puisi berikut!
Oh
guruku
Kau
laksana pelita dalam gulita
Entah
kata apa yang pantas kuucap
Sebagai
tanda terima kasih
Majas
pada kutipan puis tersebut terletak pada larik…
a. pertama
b. kedua
c. ketiga
d. keempat
e. semua benar
(SPM
Plus sukses menghadapi UN SMP/MTs 2013)
KUNCI JAWABAN
1.
Jawab: D
Penggalan puisi diatas
menggunakan majas personifikasi. Majas personifikasi adalah yang memberikan
sifat, tingkah laku, perbuatan manusia kepada benda sehingga benda tersebut
berbuat seperti manusia.
Busa dan buih putih >>
benda selain manusia
Menuntun >> sifat
manusia
2.
Jawab : B
Pilihan a dan c merupakan
kalimat bermajas personifikasi. Pilihan d merupakan kalimat bermajas hiperbola.
Pilihan e merupakan majas Simile. Pilihan b merupakan Majas Metafora
3.
Jawab : D
Tikungan itu telah menelan
beberapa nyawa menggunakan majas personifikasi karena menelan adalah perbuatan
manusia . pilihan a menggunakan majas metonimia . pilihan b menggunakan majas
hiperbola . pilihan d menggunakan majas personifikasi karena memanggil
merupakna perbuatan manusia dan bel merupakan benda selain manusia
4. Jawab : A
Baris
pertama dan ketiga menggunakan majas personifikasi
5.
Jawab :A
Karena merupakan bentuk
perendahan diri. Pilihan b dan d menggunakan majas oksimoron. Pilihan c
menggunakan majas antaklasis atau paronomasia. Dan pilihan e menggunakan majas
hiperbola.
6.
Jawab : D
Karena terdapat pengulangan
kata “di sebuah” pada setiap kalimatnya.
7.
Jawab: D
Dalam puisi tersebut terdapat
larik yang bermajas personifikasi, yaitu rembulan
menyapaku (2) dan angin menemukanku (4).
8.
Jawab: B
Karena kalimat itu memilik
majas personifikasi yaitu menelan.
9.
Jawab: E
Karena “napasku” pada kalimat
ke dua adalah benda selain manusia, yang digabung dengan “tergopoh” yang
merupakan bagian dari tindakan manusia.
10.
Jawab : B
Karena menggunakan kata
“laksana” yang merupakan bentuk dari majas perbandingan, yaitu majas simile.
DAFTAR PUSTAKA
Fibrianti,
Ika. Gustina Sucipto, Maya. 2012. Detik-detik
Ujian Nasional Bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran 2012/2013.
Klaten: Intan Pariwara.
Kartono,
Bambang. 2012. SPM Plus Sukses Menghadapi
UN SMP/MTs 2013. Jakarta: Esis.
Raytkj.
“Macam-macam dan Pengertian Majas.”
http://mapelotomotif.blogspot.com/2016/02/materi-bahasa-indonesia-majas.html
Wiyanto, Asul.
2011. Ringkasan Teori dan Evaluasi Bahasa
Indonesia SMP/MTs Kelas
VII, VIII, IX.
Jakarta: Grasindo.
No comments:
Post a Comment
PERATURAN BERKOMENTAR
1.di larang spam
2.berkomentarlah sesuai dengan topik
3.terimakasih atas komentar yang telah di terbitkan